Jumat, 13 Juni 2014

Mengenal dan Budidaya Ikan Cupang (Betta splendens)




BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Ikan Cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Di kalangan penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga golongan, yaitu cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar. Di Indonesia terdapat cupang asli,salah satunya adalah Betta channoides yang ditemukan di Pampang, Kalimantan Timur.
Ikan cupang adalah salah satu ikan yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama sehingga apabila ikan tersebut ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit dan tanpa adanya alat sirkulasi udara (aerator), ikan ini masih dapat bertahan hidup.
ikan ini masih dapat bertahan hidup. Ikan cupang meliputi 3 jenis yaitu cupang hias , cupang adu dan cupang liar. Cupang his merupakan jenis cupang yang keindahannya terletak pada bentuk ekornya saat mengembang. Walaupun termasuk ikan yang sangat agresif dan cenderung mempertahankan daerah teroterialnya, tetapi keindahannya cupang hias bisa dinikmati tanpa harus menyiksa dan membuatnya bertarung, seperti yang harus dilakukan terhadap ikan cupang jenis adu.

1.2              Tujuan
·         Mengetahui klasifikasi ikan cupang,
·         Mengetahui jenis-jenis ikan cupang,
·         Mengetahui anatomi dan biologi ikan cupang,
·         Menambah wawasan tentang budidaya ikan cupang.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1       Sejarah Singkat Cupang
Cupang Hias atau Betta Splendens, merupakan ikan asli yang hidup di alam kawasan Asia Tenggara Seperti Indonesia, Thailand, Singapura, Malaysia, dll. Cupang hias sekarang menjadi salah satu andalan expor Indonesia ke mancanegara. Dalam sejarahnya ikan cupang dahulu kala hanyalah ikan alam yang hidup di daerah persawahan dan rawa-rawa.
Tapi sekarang sudah sangat berbeda dari bentuk aslinya dahulu. karena ikan cupang sudah bermutasi menjadi ikan yang lebih cantik & menarik. Ikan cupang di Indonesia di kenal dan di pelihara oleh sebagian masyarakat Indonesia sejak tahun 1960-an dan lebih banyak dikenal sebagai ikan cupang sawah. Ketika itu ikan cupang penggemarnya hanyalah anak-anak dan belum dirambah oleh kalangan orang kaya
Perkembangan Cupang Perubahan terjadi pada tahun 1970. saat itu importir memperkenalkan jenis cupang baru. Ada yang ekor pendek yang sekarang kita sebut dengan ikan cupang aduan, cupang laga, ataupun fighter plakat. Ada juga yang memiliki ekor panjang yang dulu kita kenal dengan cupang jenis slayer. 
Saat itu yang baru muncul adalah Cupang Hias jenis slayer ekor lilin yang datang sebagai primadona Cupang Hiasnya dan tetap mendominasi sampai era tahun 1990-an. Pada era tahun 1990-an mulailah para penggemar Cupang Hias membudidayakan ikan Cupang Hias mereka sehingga sekarang Cupang Hias memiliki banyak variasi warna dan bentuk ekor. Cupang Hias jenis baru ini mempunyai ekor yang di hiasi tulang yang lebih menonjol keluar. Ada yang berbentuk duri panjang, sisir tapi biasanya kita sebut jenis serit. dan yang menggelembung seperti setengah bentuk dari Bulan yang kini lebih dikenal dengan sebutan Cupang Half Moon.

Pada pertengahan tahun 1990-an, Cupang Hias mulai diperlombakan dan di pamerkan keindahan fisiknya tapi mereka belum memisahkan kategorinya seperti sekarang yang memisahkan bentuk sirip maupun warnanya. Semenjak adanya kontes ikan cupang konon ikan yang dulu kita kenal ikan aduan atau laga berubah menjadi ikan hias yang memiliki warna dan bentuk ekor yang sangat memukau.

Dan kita seharusnya bangga karena Cupang Serit atau Crowntail Betta diketemukan pertama kali oleh breeder Indonesia. Kini ikan cupang bukan hanya untuk diadu, melainkan juga untuk dinikmati keindahannya. Ikan cupang ini juga dipelihara, dikoleksi, dibudidaya dan juga dijual sampai ke luar negeri. Begitulah yang dilakukan oleh para penggemar ikan cupang yang tergabung dalam Komunitas Indo Betta Splendens (INBS)
Maka tak heran, kalau Indonesia merupakan penghasil ikan cupang hias terbesar kedua di dunia, setelah Thailand. Namun kalau cupang alam, Indonesia menjadi penghasil nomor satu didunia. Saat ini kita memiliki sekitar 40 jenis cupang alam yang sudah diteliti.

1.      Klasifikasi Dan Morfologi         
Klasifikasi Ikan Cupang ( Betta splendens)
Menurut Susanto (1992) dalam Rieza 2013, adapun identifikasi dan klasifikasi dari ikan cupang(Betta splendes) adalah sebagai berikut :
Filum               : Chordata
Subfilum         : Craeniata
Class                : Osteichthyes
Subclass          : Actinopterygii
Super Ordo     : Teleostei
Ordo                : Percomorphoidei
Subordo          : Anabantoidei
Famili              : Anabantidae
Genus              : Betta
Spesies            : Betta splendens

Morfologi ikan Cupang
Ikan ini berasal dari sumatra, jawa, singapura dan malaysia. Ikan ini bersifat karnivora dan bersifat sangat agresif terutama untuk yang jantan. Dipasaran ada dua jenis cupang yaitu  cupang adu dan cupang hias. Cupang hias memiliki sirip yang panjang dan bersifat tenang sedangkan cupang adu memiliki sirip yang pendek dan sangat agresif. Cupang meilikiki berbagai jenis warna mulai dari biru tua, merah tua, albino, kehijauan (Wira, 2007 dalam Tina 2013). Menurut Sudrajad (1989), ciri khusus ikan cupang (Betta splendens) dapat dilihat dari beberapa bentuk tubuhnya seperti bentuk badan memanjang dan warna yang beraneka ragam yakni cokelat, hijau, merah, biru, kuning, abu-abu, putih dan sebagainya, sirip punggung lebar dan terentang hingga ke belakang dengan warna cokelat kemerah-merahan dan dihiasi garis-garis berwarna-warni, sirip ekor berbentuk agak bulat dan berwarna seperti badannya serta dihiasi strip berwarna hijau, sirip perut panjang mengumbai dihiasi aneka warna dan lehernya berdasi dengan warna yang indah, ujung siripnya sering kali dihiasi warna putih susu, sirip analnya berwarna hijau kebiru-biruan dan memanjang. Lebih lanjut dikemukakannya adalah ikan cupang betina memiliki bentuk tubuh rata - rata lebih kecil daripada ikan cupang jantan. Ikan cupang jantan memiliki panjang tubuh dapat mencapai 5 – 9 cm, sedangkan ikan cupang betina lebih pendek dari ukuran tersebut.

2.                  Habitat ikan Cupang
Ikan Cupang Hidup di daerah tropis, terutama di benua Asia sampai Afrika. Habitat asalnya di daerah perairan dangkal dan berair jernih, seperti daerah persawahan hingga sungai yang bertemperatur 24-27 derajat celcius, dengan pH berkisar 6,2 – 7,5 serta tingkat kandungan mineral terlarut dalam air atau kesadahan (hardness) berkisar 5-12 dH. Pada umumnya cupang sanggup hidup dan berkembang biak dengan baik pada kisaran pH 6,5 - 7,2 dan hardness berkisar 8,5 – 10dH.

3.                  Prilaku Makan Ikan Cupang
Secara umum, ikan mempunyai dua pola dalam mencari pakan, yaitu aktif mencari pakan pada siang hari (diurnal) dan malam hari (nokturnal). Sementara cupang sendiri termasuk tipe diurnal, yaitu aktif mencari pakan mulai dari matahari terbit hingga tenggelam. Di alam, cupang akan memakan pakan yang ditemui sebanyak-banyaknya. Ikan cupang termasuk dalam kelompok ikan karnivora, yaitu memakan binatang hidup. Hal itu terlihat dari bentuk giginya yang runcing (bergerigi). Adapun jenis pakan yang biasa disantap ikan ini yaitu larva serangga air, jentik nyamuk, ataupun cacing sutera (Wira, 2007 dalam Tina 2013).

4.                  Ciri Seksualitas Cupang Perimer Dan Skunder
2.4.1        Ikan Cupang Jantan
·         Memiliki bentuk fisik yang bagus.
·         Telah mencapai usia delapan bulan. Dapat ditandai dengan ukuran yang sudah melebihienam senti meter. Atau melihat pangkal ekor yang kekar.
·         Memiliki mental yang berani.
·         Memiliki warna yang cerah dan cemerlang.
·         Sering membuat gelembung busa di permukaan air.

2.4.2        Ikan Cupang Betina
·         mencapai usia yang cuku yakni delapan bulan. Ditandai dengan perutnya yang gendut.
·         Memiliki bentuk fisik yang bagus.
·          Memiliki warna cemerlang serta sirip yang tegas
·          Tubuh ikan berubah warna menjadi garis-garis transparan seperti zebra.
·          Bintik putih pada abdomen yang menjendol tanda telur siap dibuahi.
·         Dasi lebih pendek
Sedangkan ciri kelamin primer relatif sulit untuk diamati secara visual karena organ genitalnya cukup kecil. Ikan cupang jatan mempunyai organ yang bernama testis, sedangkan ikan cupang betina mempunyai organ yang bernama ovari. Untuk reproduksi, biasanya perbandingan ikan jantan dan betina adalah 1:3.







5.                  Fekunditas Ikan Cupang
Fekunditas ikan cupang, dapat ditentukan berdasrkan pengaruh umur, dan pakan yang diberikan. Jumlah telur semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Umur ikan menentukan tingkat kematangan gonad dan jumlah telurnya.Pakan yang baik digunakan untuk ikan cupang indukan adalah Dhapnia sp. dengan kandungan lemak sebesar 8.0%. jika dibandingkan dengan Tubifex yang mengandung lemak sekitar 13.3%. Kandungan lemak tinggi dapat mengakibatkan timbunan lemak yang menutupi saluran pengeluaran telur (oviduct), sehingga induk akan kesulitan dalam pengeluaran telur. Keberadaan pigmen diduga juga mempengaruhi fekunditas.
Karoten berfungsi penting dalam fisiologis, yaitu dalam sistem endokrin seperti perkembangan dan pematangan gonad. Daphnia dan Tubfex mengandung karoten yang mengakibatkan warna merah pada tubuhnya. Induk umur 4 bulan memiliki produksi larva lebih tinggi,hal ini dikarenakan kemampuan produksi larva didukung kuantitas dan kualitasdari telurnya, bila telur yang dihasilkan sedikit dan mernpunyai kualitas kurang baik maka produksi larvanya juga rendah.
Fekunditas dapat menunjukkan kemampuan induk untuk menghasilkan anak ikan di dalam suatu pemijahan.Peningkatan umur ikan ternyata menentukan pula tingkat produksi larvanya.Fekunditas ikan cupang biasanya berkisar 700 butir dengan ukuran induk 3-3.5bulan (Alumnus Fakultas Biologi 2001 dalam Tina 2013).Fertilisasi dan daya tetas ikan cupang dapat ditentukan oleh kualitas air media pemijahan seperti temperatur, pH, dan oksigen terlarut. Temperatur optimaluntuk pemijahan ikan hias Betta splendens berkisar antara 26C sampai 29C. Peningkatan suhu dan tekanan oksigen dapat mempengaruhi daya tetas, sedangsuhu air dapat mempengaruhi efisiensi perubahan kuning telur menjadi bobot badan embrio ikan pada proses perkembangan. Telur ikan Betta splendens tergolong berukuran sedang, suhu optimal untuk penetasan berkisar antara 26 Csampai 28 C, dengan waktu penetasan sekitar 3 sampai 4 hari.
pH yang optimal untuk penetasan ikan hias Bettas plendens berkisar antara 6,2 – 7,8 dan kandungan oksigen terlarut berkisar antara 6,0 – 7,2 ppm. Jumlah telur yang diovulasikan berkisar antara 775 butir sampai 900 butir, jika kualitas air baik temperatur, pH,dan oksigen terlarut yang digunakan optimal (Yustina 2003 dalam Tina 2013).



6.                  Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ikan Cupang
TKG (Tingkat Kematangan Gonad) menunjukkan suatu tingkatan kematangan seksual ikan. Sebagian besar hasil metabolisme digunakan selama fase perkembangan gonad. Umumnya pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh, sedangkan untuk ikan jantan berkisar antara 5-10%. Dalam mencapai kematangan gonad, dapat dibagi dalam beberapa tahapan. Secara umum tahap tersebut adalah akan memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah. Ukuran ikan saat pertama kali matang gonad (length at first maturity, Lm) bergantung pada pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor lingkungan. Pembagian tahap kematangan gonad dilakukan dalam dua cara, yakni analisis laboratorium dan pengamatan visual.
Cara yang umum digunakan ialah metode pengamatan visual berdasarkan ukuran & penampakan gonad, sebagai catatan metode ini bersifat subyektif. Indikator pembagian tahapan kematangan gonad dengan cara visual ialah:
1.      Ukuran gonad dalam menempati rongga badan (kecil, 1/4 bagian, 1/2 bagian, ¾  bagian atau penuh)  Berat gonad segar (ditimbang).
2.      Penampakan : warna gonad.
3.      Penampakan butiran telur (ova) untuk ikan betina (opaque, translucens /ripe/gravid).
4.      Ada tidaknya pembuluh darah, dll.
5.      Semakin besar ukuran gonad (beratnya makin tinggi), maka semakin tinggi pula TKG-nya. Nilai TKG juga berbanding lurus dengan nilai GSI (Gonado Somatic Index) dan atau GI (Gonad Index). Rumus GSI menurut Batts (1972)  dalam Tina (2013) : GI=(Wg/L^3)*10^8
Keterangan: GI: Gonado Somatic Index; Wg: Berat Gonad (gram); L Panjang ikan (mm). Karena sifatnya yang subjektif, sering terjadi perbedaan tahap TKG baik karena perbedaan observer maupun perbedaan waktu. Sebagai acuan standar umum digunakan 5 tahap TKG (Five stage of visual maturity stage for partial spawning fishes), yakni:
1.       TKG I (immature, dara);
2.         TKG II (developing, dara berkembang);
3.       TKG III (maturing/ ripening, pematangan);
4.       TKG IV (mature/ ripe/ gravid, matang)
5.       TKG V (spent, salin).
Diantara kelima kematangan standar tersebut, TKG III biasanya memiliki nilai GSI/GI dalam kisaran yang luas, menunjukkan tahap pematangan itu berlangsung relatif lebih lama dibanding TKG lainnya. Perbedaan spesifik dari tiap TKG bisa diketahui dari pengamatan mikroskopis terhadap ukuran diameter & penampakan ova, atau irisan histologis dari gonad/ovary (Effendie; Moch. Ichsan. 2002 dalam Tina 2013).

7.                  Prilaku Memijah
Sebagaimana hewan lainnya, proses pemijahan dilakukan dengan jalan salah satu pasangan menarik perhatian lawan jenisnya. Dalam kasus ini, cupang jantan merupakan pihak yang melakukan aksi menarik perhatian tersebut. Cupang jantan akan berlagak memamerkan “ketampanannya” di depan sang betina sambil mengembangkan sirip-siripnya. Dengan keindahan warna tubuhnya pula, cupang jantan akan mendekati sang betina dan berputar-putar. Setelah sang betina tertarik, cupang jantan akan menelikung tubuh betina. Sementara cupang betina membiarkan tubuhnya melayang dalam “dekapan” sang jantan. Jika selesai memijah, cupang jantan akan melepaskan tubuh betina. Dari tubuh betina pun akan terlihat telur yang keluar dan berjatuhan ke dasar media pemeliharaan (Paul, 2004).
Selanjutnya, tugas cupang jantanlah yang merawat telur hingga menetas. Dalam hal ini, terdapat dua tipe pemijahan yang terjadi pada ikan cupang, yaitu bubble nest breed dan mouth brooder. Di antara keduanya tertdapat perbedaan prinsip dalam hal menetaskan telur (Paul, 2004)


1. Bubble nest breed
Secara alami, cupang jantan yang siap memijah pada tipe ini akan terlihat membuat sarang busa. Sarang busa yang dibuat berbentuk gelembung-gelembung kecil udara yang ditempatkan sang jantan di permukaan air. Biasanya, sarang busa ini ditempelkan pada dedaunan atau tanaman air (Paul, 2004).
Setelah selesai membuat sarang busa, cupang jantan akan menggiring cupang betina untuk melakukan perkawinan di bawah sarang busa yang telah dibuat. Cupang jantan akan menangkap telur yang berjatuhan dan menyimpan dalam mulutnya. Selanjutnya, telur tersebut disemburkan ke sarang busa agar melekat. Telur yang jatuh akan diambil dan disemburkan kembali hingga benar-benar melekat. Sejak saat itu, cupang jantan dengan setia menjaga telurnya dari gangguan ikan lain. Selain itu, sang jantan akan mengipasi telur dengan sirip-siripnya agar suplai oksigen untuk telur tetap terjaga. Selama itu pula, induk jantan akan merenovasi sarang busa yang rusak dengan membuat sarang baru. Setelah menetas, anak cupang akan tetap berada dalam sarang busa sampai mereka mampu menembus atau melepaskan diri dari sarangnya. Jika telah terlepas, anak cupang sudah  mampu menghirup udara langsung dari udara. Adapun jenis ikan cupang yang termasuk dalam bubble nest breed yaitu Betta akarensis, Betta coccina, Betta bellica, Betta tasyaee, Betta smaragdina, Betta imbellis, dan Betta splendens (Paul, 2004).
2. mouth brooder
Pada kelompok ini, cupang jantan akan memunguti telur yang sudah terbuahi dan memasukkan serta mengeraminya dalam mulut hingga menetas. Selama mengerami telur tersebut cupang jantan berpuasa dan menghindari kontak fisik dengan jantan lain. Setelah menetas, anak cupang akan dikeluarkan dari mulut induk jantan ke permukaan air. Selanjutnya, induk jantan akan tetap melindungi anaknya dengan cara memasukkan kembali anaknya ke dalam mulut jika ada bahaya. Hal tersebut dilakukan hingga anak cupang berumur satu minggu dan bisa mencari makan sendiri. Selanjutnya, induk jantan tidak lagi melindungi anaknya dengan cara memasukkan ke dalam mulut, tetapi sekedar berjaga-jaga di dekatnya. Hal tersebut dilakukan karena ukuran anak cupang yang sudah mulai membesar. Beberapa jenis cupang yang berkembang biak dengan cara ini di antaranya Betta pugnax, Betta taeniata, Betta macrostoma, Betta unimaculata, Betta picta, Betta anabantoides, Betta edithae, dan Betta foerschi (Paul, 2004).3. Tingkat kematangan gonad ikan cupang.


8.                  Budidaya Ikan Cupang
2.8.1        Persiapan Induk
Ciri ikan cupang jantan matang gonad adalah munculnya bintik bintik hitam yang terdapat di sirip punggung jantan, pada tutup insangnyapun sudah ada garis vertikal warna kemerahan, terlihat sibuk dalam mempersiapkan buih – buih dipermukaan sebagai sarang tempat penetasan telur. Umur cupang yang siap untuk melakukan pemijahan yaitu sekitar 6 – 7 bulan dengan panjang 5 – 6 cm. induk harus sehat, tidak cacat dan tidak berpenyakit. Sedangkan pada betina , ciri-ciri kematangan gonad dilihat dari besarnya perut betina dan Pada sisi tubuhnya terdapat 2-3 garis vertikal berwarna kelabu (Huda, 1992).
Untuk induk betina bentuk badan harus terlihat sehat, di tandai dengan bentuk tubuh bagian perut yang membesar apabila di teliti akan terlihat ada telurnya, bukan membesar karena di beri makanan dan pergerakannya terlihat lambat. Mempunyai sirip ekor, anal dan panggung yang biasa tanpa ada penonjolan jari-jari siripnya (Lingga dan Susanto, 2003).
Ikan cupang merupakan salah satu ikan hias yang mempunyai alat pernapasan tambahan berupa labirin. Dengan bantuan alat tersebut, ikan cupang dapat mengambil oksigen langsung dari udara. Dengan demikian dalam pemeliharaan ikan cupang, aerasi tidak harus dipasang sehingga dapat menghemat penggunaan listrik dan sarana sistem aerasi (Susanto, 1992).
2.8.2        Wadah Pemijahan
wadah cara berternak ikan cupang yang baik yaitu bak semen atau akuarium yang ukurannya tak perlu besar yakni cukup 1 x 2 m atau akuarium 100 x 40 x 50 cm, masih wadah perkawinannya lebih kecil dari wadah pembesaran, yang dapat dipakai diantaranya : baskom, akuarium kecil atau ember bisa dipakai buat memijahkan ikan.

2.8.3        Pemijahan
Umumnya ikan cupang termasuk kelompok ikan yang membuat gelembung udara pada saat ingin kawin. Untuk itu diperlukan tanaman air agar cupang dapat menempelkan gelembung udaranya. Tanaman ini dapat berupa tanaman air yang berdaun lebar seperti eceng gondok (Eihornia crassipes) dan kiambang (Pistia stratiotes).  Setelah itu cupang dapat dimasukkan ke dalam bak pemijahan.
Menurut Lingga dan Susanto (2003), bila induk jantan memang siap memijah, maka esok hari kita akan melihat busa yang sudah di buat oleh induk jantan. Semakin banyak busa yang di buat menunjukan memang induk jantan sudah siap, ketika itu barulah kita melepas induk betina kedalam wadah. Pelepasan induk betina sebaiknya pada pagi hari, apabila kedua induk memang siap dan baik, maka keesokan hari atau paling lambat 2 hari setelah pemijahan kita akan menemukan busa yang di buat induk jantan sudah berisi telur ikan. Apabila telur ikan sudah banyak sebaiknya induk betina segera di angkat supaya induk betina tidak memakan telurnya, sedangkan induk jantan masih kita biarkan untuk mengeram dan memelihara telurnya.


2.8.4        Pendederan dan Pembesaran
Sarana pendederan yang dapat digunakan adalah akuarium, bak fiberglass drum bekas, paso, ember atau bak semen. Penempatannya harus diusahakan di tempat terbuka dan cukup mendapatkan sinar matahari. Untuk mengurangi panas dan menjaga temperatur wadah tetap stabil, tanaman air seperti enceng gondok atau siambang dapat digunakan. Sebaiknya ukuran bak pendederan yang digunakan cukup besar atau disesuaikan dengan jumlah burayak yang berhasil ditetaskan, misalnya bila menggunakan bak fiberglass1m x 1m x 0,5m, sehingga burayak-burayak cupang hias dapat lebih berkembang dengan baik. Ketinggian air yang digunakan adalah 3/4 dari ketinggian bak. Kualitas air yang digunakan sebagai media sama seperti pada perawatan induk maupun pemijahan.

Sementara itu, wadah pembesaran yang digunakan setelah pemeliharaan dan perawatan dalam bak pendederan adalah akuarium soliter atau stoples yang harus disesuaikan dengan usia cupang hias tersebut. Namun satu hal yang patut diingat, makin besar wadah pemeliharaan makin optimal pula perkembangan cupang hias tersebut. Tentu saja, pemeliharaan dalam akuarium soliter atau stoples tersebut dikhususkan untuk cupang hias jantan. Untuk cupang hias betina hanya yang benar-benar disiapkan jadin induk saja yang ditempatkan secara soliter, sementara yang lainnya dapat ditempatkan bersama-sama dalam satu wadah.

Sama seperti pada perawatan induk, untuk penggantian air sebagai media pemeliharaan dapat digunakan sifon dengan selang berdiameter besar. Penggunaan dan cara pengantian airnya sama seperti pada perawatan induk. Sementara itu, pemberian menu pakan kepada cupang hias selama proses pembesaran harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kesukaan cupang hias tersebut sehingga perkembangan tubuh, sirip-sirip dan warnanya lebih optimal.

2.8.5        Pakan
Terdapat berbagai macam pakan ikan cupang yang bisa didapat dengan mudah. Baik berupa makanan buatan maupun makanan alami. Namun secara umum, ikan cupang lebih menyukai makanan yang bergerak. Berikut ini pakan Ikan Cupang :


1.      Cacing Darah  ( blood worm )
Cacing darah merupakan jenis pakan ikan cupang yang paling aman, khususnya bagi cupang dewasa. Dikarenakan kandungan lemaknya rendah sehingga tidak mengganggu organ reproduksi. Di pasaran cacing darah bisa didapatkan dalam keadaan beku ataupun masih fresh.
2.      Cacing Sutera (Tubifex Worm)
Cacing sutra sangat mudah didapat karena memang diperjualbelikan oleh pedagang ikan maupun pedagang umpan. Harga cacing sutra relatif lebih murah dibandingkan blood worm. Namun karena kandungan lemaknya tinggi maka kurang cocok diberikan untuk ikan cupang dewasa, karena cupang yang terlalu gemuk dapat berpengaruh pada organ reproduksinya. Cacing sutra cocok diberikan sebagai pakan ikan cupang untuk pembesaran.
3.      Jentik Nyamuk (cuk)
Pada musim kemarau, Jentik nyamuk ini banyak diketemukan di air yang menggenang. Jika ingin menghemat biaya pakan ikan cupang, maka jentik nyamuk adalah salah satu solusinya. Jentik nyamuk adalah pakan ikan cupang yang paling murah. Kebanyakan petani ikan cupang hias mendapatkannya dengan mencari di got atau parit. Pemberian cuk jangan berlebihan karena cuk yang tidak termakan akan berubah menjadi nyamuk.
4.      Kutu Air (Dhapnia)
Contoh kutu air adalah moina dan daphnia. Kutu air juga bisa dibeli melalui pedagang makanan ikan hias maupun dikultur sendiri. Untuk mengkulturkannya anda membutuhkan mangkuk air hijau. Ambil dan tambahkan sedikit ke tangki anakan ikan. Daphnia akan memakan seluruh kotoran microscopic, seiring dengan mereka makan, mereka akan mengambang dan sebagai kebalikannya anakan ikan akan memakan mereka. Sebagai salah satu pakan ikan cupang, kutu air juga bisa didapatkan di parit atau sungai kecil.

5.      Artemia ( brine shrimp )
Artemia adalah embrio yang tadinya tertidur kemudian bangun. Artemia adalah sejenis udang primitif. Artemia merupakan pakan ikan cupang yang terjadi melalui metamorfosis ketika meraka bebas berenang. Burayak cupang sangat menyukainya. Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan artemia adalah 25-30 derajat celcius.

6.      Vinegar eel
Ini adalah pakan ikan cupang yang cocok untuk burayak cupang. Bentuk mereka lebih kecil dibanding brine shrimp dan sangat baik untuk makanan pertama. Untuk budidayanya anda membutuhkan kontainer yang lebar, cuka apel, potongan apel kecil dan starter Culture. Isi teko dengan campuran tersebut. Taruh ditempat gelap dan tinggalkan beberapa minggu.

7.      Infusoria
Infusoria adalah pakan ikan cupang yang sempurna, terutama untuk anak cupang yang baru menetas. Infusoria berbentuk jasad renik atau ganggang renik. Anda bisa membuatnya dengan cara menyiapkan sayuran busuk kedalam wadah yang berisi air. Maka dalam beberapa hari akan terbentuk infusoria dengan jumlah yang berjuta-juta.

8.      Paramecium
Pakan ikan cupang jenis ini gampang dan mudah diperoleh. Paramecium merupakan protozoa yang komplek yang merupakan makanan pengganti setelah anak ikan menetas. Pengulturannya menggunakan wadah kecil yang berisi air yang kemudian dituangkan sedikit Liquifry. Lalu wadah dibawa keluar untuk mendapatkan cahaya terang selama beberapa hari. Pemanenan paramecium dilakukan dengan cara menuangkan hasil kultur kedalam wadah yang berisi ikan cupang.


2.8.6        Kualitas Air
Faktor penting dalam budidaya ikan cupang adalah kualitas air yang digunakan dalam budidaya. Kualitas air harus selalu terjaga kebersihannya dan terhindar dari zat-zat beracun, seperti amoniak, limbah pabrik, detergen, dan lain-lain. Ikan akan tumbuh optimal jika kualitas airnya baik. Air pada akuarium atau pada wadah pematangan gonad sebaiknya diganti setiap 3 hari, serta ikan cupang direndam selama 1 jam dengan air yang telah dicampur garam dapur dan obat khusus cupang yang banyak dijual di pasar ikan dengan dosis secukupnya. Hal tersebut untuk menjaga ikan cupang dari serangan jamur atau penyakit lainnya (Indriani dkk, 1991)


2.8.7        Penyakit Dan Cara Mengobatinya
1.      White Spot
Penyakit ini sangatlah umum dikalangan hobiis cupang, ciri-ciri penyakit ini seperti sirip yang membengkok (bukan patah), cupang sering berenang membenturkan badan kewadah, dan jika diperhatikan lebih jeli pada tubuh cupang terdapat bintil-bintil kecil berwarna putih dan akan semakin banyak jumlahnya jika tidak segera dilakukan pencegahan. Akibatnya nafsu makan ikan cupang turun sangat drastis. Penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme yang ikut terbawa dari pakan alami dan hidup di air dengan PH yang rendah. Untuk pengobatannya bisa menggunakan obat-obat anti mikroorganisme seperti Blitz-Inch (tapi tidak boleh dicampur-campur). Pemberian obat anti mikroorganisme harus memperhatikan dosis yang biasanya tercantum pada kemasannya. Setiap hari selama masa pengobatan air harus selalu diganti dengan air yang baru dan diberi obat anti mikroorganisme lagi hingga ikan cupang benar-benar sembuh.
2.      Dropsy
busung disebabkan oleh pemberian pakan yang kurang bersih dalam proses sterilisasi pada pakan alami yang biasanya berasal dari cacing sutera.
Ciri-ciri penyakit ini adalah menggembungnya perut ikan dan sisiknya
terlihat berdiri serta ikan tidak mengeluarkan kotoran. Cara berenang
ikan cupang pun terlihat lebih sering mengambang dipermukaan air. Untuk
pengobatannya adalah dengan cara membiarkan ikan cupang puasa selama
kurang lebih tiga hari dengan tujuan agar cupang mengeluarkan kotoran
saat (maaf) buang air besar. Untuk mendukung kesehatan selama cupang
berpuasa maka perlu dilakukan penggantian air lama dengan air yang kaya
oksigen terlarut (air yang sudah diaerasi sebelumnya). Setelah kurang
lebih berpuasa selama tiga hari ikan cupang dapat diberi makan sedikit
demi sedikit lagi.

3.      Sirif bengkok tidak rata dan kriting
Sirip keriting terjadi akibat berbagai factor seperti air kotor karena jarang
diganti, suhu yang terlalu rendah ataupun factor makanan. Akibat sirip
keriting adalah ikan cupang menjadi kurang enak dilihat dan kurang
berwibawa ^^. Menurut pengalaman saya sirip keriting lebih disebabkan
akibat tidak seimbangnya pakan yang diberikan kepada cupang sejak dini.
Asalkan pemberian pakan alami seperti yang saya sebutkan diatas
dilakukan secara bergantian sejak dini atau saat cupang mulai berumur
sekitar satu bulan lebih (tidak memberikan pakan secara monoton misal : cupang hanya makan kutu air saja), niscaya 95 % ikan cupang tidak mengalami sirip yang keriting. Selain itu pemberian vitamin-vitamin ikan juga mendukung perkembangan tubuh dan kecerahan warna saat cupang beranjak dewasa.

4.      Infeksi luka pada tubuh
Luka pada tubuh ikan cupang dapat terjadi karena berbagai faktor seperti
ikan melompat dan terbentur dinding kolam, kesalahan saat pemindahan
atau mengambil ikan, juga bisa karena berkelahi atau karena faktor lain
dari luar. Luka pada tubuh ikan umumnya akan sembuh dengan sendirinya,
namun yang kita khawatirkan adalah infeksi yang terjadi akibat parasit
yang menempel. Untuk mengantisipasi hal tersebut bisa menggunakan garam
ikan yang dilarutkan pada air diwadah pemeliharaan ikan. Ikan cupang
yang terkluka dipisahkan dan dibiarkan dalam wadah tersebut dan kondisi
airnya setiap hari diganti dengan tetap melarutkan garam ikan
secukupnya ( lebih kurang 2 sendok makan untuk 0.5 lt air. Garam ikan
juga bisa diganti dengan obat anti mikroorganisme seperti blitz-inch.

5.      Cacingan
Meskipun cacing merupakan pakan alami ikan cupang, tapi tidak menutup kemungkinan ikan cupang terkena penyakit cacingan,he2 :b. Hal tersebut dapat
dilihat dari bentuk kotoran ikan cupang, jika kotoran nya selalu hancur
dan berwarna putih dan terkadang kotoran mengekor pada (maaf) tempat
pembuangan kotoran ikan cupang, bisa jadi hal tersebut merupakan gejala
atau penyakit cacingan. Untuk pengobatannya bisa diberikan obat anti
cacing seperti worm-x dan pemberian obat haruslah memperhatikan dosis
pada kemasan. Untuk mempercepat proses penyembuhan sebaiknya selama
masa pengobatan ikan cupang diberi pakan kering dahulu seperti pellet
kecil atau cacing kering, karena bisanya pada pakan kemasan terdapat
treatment yang menjaga kesehatan ikan.
2.9       Pemasaran
Cupang dapat dipasarakan pada umur berapa saja tergantung kebutuhan para pembudidayanya baik untuk lokal maupun ekspor, sehingga harga yang didapatkan pun bervariasi. Semakin terawat dan bagus maka harganya pun semakin tinggi. Pembeli ada yang datang langsung ke pembudidaya, atau pembudidaya dapat menawarkan ke agen-agen (supplier). Beruntung, di Kota Tangerang sudah terbentuk sistem plasma. Sehingga para pembudidaya sudah tidak pusing lagi memasarkan cupang karena sudah ada yang menampung dan memasarkan. Untuk mengangkat harga cupang, cara yang dilakukan adalah dengan sering mengadakan kontes dan pameran.  
           



LAMPIRAN



















Text Box: Cupang Sedah Memijah


Text Box: Media Pemijahan




Text Box: Betina


Text Box: Betina
Text Box:  jantan

Text Box:  jantan




Text Box: Cupang Crown Tail / Serit
Text Box: Cupang Halfmon



Text Box: Betina
Text Box:  jantan
Text Box: Betina


Text Box:  jantan




Text Box: Cupang Big Ears
Text Box: Cupang Plakat
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQbPdOc12xHF4fVB7Qc4Vf5fRtbJDlknQD4SkWgKtqvZGyMLm-hPvLCyMAdI5V4pcMCio0MjKJCR48l0JCJv7PRV-mBHHT0InoQczRt4ZOwbITKqe5nBaEnNCaD04wc37z60uobhiG7RCv/s320/budidaya+8.jpgDescription: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgooA0zFcwHpoQQ5lwLZwpLdN98EchyjUi0r9_OPrOD10Eu6SrJkNYtsFC34NYFqwIFXPWsuVUbfajsXHajjhVJyszhvz96G6uWEX_D-2grSe8Ki7IrGjINnFBu6cm6T0Poxh0rKgFidhBN/s1600/cupang+kawin.jpg





Description: C:\Users\HERY\Downloads\images.jpgDescription: C:\Users\HERY\Downloads\4796715_20121122053308.jpgDescription: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHPDaIZKReafuaL3IrM5ElBvkic4KzlNovDDXN8wjrbur6eJYx8ep1RQAZ_HKF7PxT4bhOhfDzXEGgJ8rqljqUL5DPGICxPAcat9YQvXCw5mYrv6qiQggId0JR-0NAd4L3-gpjRrcfdzQA/s1600/PK+Black+Dragon.jpgDescription: C:\Users\HERY\Downloads\Female_Plakat.jpgDescription: http://i197.photobucket.com/albums/aa68/supergerbilbaby/CrowntailBetta.jpgDescription: http://www.starallfish.com/Products/fish/Betta%20female%20crown%20tail.gifDescription: C:\Users\HERY\Downloads\betta12.jpgDescription: C:\Users\HERY\Downloads\1031732C.jpg


DAFTAR PUSTAKA

Anonim.  Sejarah Cupang Hias Indonesia !.  http://betta138.blogspot.com/p/sejarah-
       cupang-hias.html

Anonim.  2010.  Tips Memelihara Ikan Cupang Hias.   
       
http://cupangbetta.wordpress.com/tentang-cupang/

Anonim.  2012.  Sarana dan Prasarana Pendederan dan pembesaran ikan cupang.   http://cara-
       berternak-ikan-cupang.blogspot.com/2012/12/sarana-pendederan-dan-pembesaran.html


Gravila.  2012.  Klasifikasi Ikan Cupang.  http://gravila
       cupanghias.blogspot.com/2012/04/klasifikasi-ikan-cupang.html

Grenchief, 2011, Mengenal Ikan Cupang Alam : Cupang Sarawak (Betta akarensis) 
    
http://cupanghalfmoon.wordpress.com/category/mengenal-ikan-cupang/

 

Ninda R, 2012, Pemijahan Ikan Cupang, Program Study Budidaya Perairan, Fakultas  
      Perikanan, Universitas Pekalongan [laporan Praktikum]   
     
http://nindary91.blogspot.com/2013/02/laporan-manajemen-ikan-hias-pemijahan.html

Permana A.  2013.  “Budidaya Ikan Cupang”.  Budidaya Perikanan. Program Pendidikan
        D4  Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan (Pppptk)
        Pertanian Vedca Cianjur Joint. Politeknik Negeri Jember.
       
http://elfianpermana010.wordpress.com/2013/01/08/laporan-budidaya-ikan-cupang/

 

 

 

Pemadi M.  penyakit ikan cupang.  http://worldofcupang.blogspot.com/p/penyakit-
       ikan-cupang.html



Tina.  2013.  Makalah Ikan Cupang (Betta Sp.).
         
http://martinasihombing.blogspot.com/2013/12/makalah-ikan-cupang-betta-sp.html

Wikipedia.  Cupang.    http://id.wikipedia.org/wiki/Cupang